Ibadah Tanpa Berkah
daniel.tanamal Official Writer
Percuma saja beribadah kalau hidup masih dikuasai sifat serakah. Keserakahan itu bisa menghalalkan segala macam cara. Mengambil yang bukan miliknya, menghabisi nyawa yang tidak bersalah, menindas yang lemah dan mengeksploitasi anak yatim. Harusnya segera disadari, uang hasil kejahatan tidak akan pernah bisa dinikmati. 'Uang panas' atau 'uang haram' itu sebentar datang dan pergi. Ada yang bilang "duit panas ora bakalan dadi daging." Padahal semua manusia kerja keras untuk mencari nikmat hidup. Lalau apa artinya memiliki tetapi tidak bisa menikmati?
Apa artinya ibadah jika masih menyimpan sakit hati? Mungkinkah orang berbahagia jika ia tidak bisa mengampuni? Mereka yang memiliki kepahitan biasanya sulit tersenyum, apalagi ketawa. Diperlukan sebuah keajaiban untuk membuat hatinya bergembira. Tahukah Anda bahwa kepahitan itu seperti sel kanker? Ia akan merusak segalanya. Dokter Hari Runtunuwu mengatakan "stress itu menbuat sistem kekebalan tubuh menurun". Dan mereka yang hidup dalam kepahitan rawan terserang kemarahan dan mati muda. Jika Anda tidak bersedia mengampuni, Anda akan mengalami kesulitan menerima pengampunan dari Allah
Ngapain mengakat tangan sambil berseru "S'bab Tuhan baik..." jika hati dikuasai rasa iri. Orang yang suka iri hati tidak akan bisa menikmati apa yang dimiliki. Sifat iri membuat manusia rasa terancam dengan kelebihan orang lain. Padahal kelebihan mereka tidak membuat kita kekurangan. Jangan pernah berpikir jika kecantikan tetangga membuat Anda jadi buruk rupa. Jika teman diberi rejeki lebih itu karena anugerah dari Allah, bukan mengambil jatah Anda. Orang iri sulit memuji.
Ada yang tiap bicara mengutip ayat ayat suci. Tiap hari berdoa tujuh kali, namun ia tidak bisa menguasai nafsu birahi. Kemana mana bikin onar, hidupnya diwarnai dengan kawin cerai. Aku pernah mendengar ada orang yang rajin beribadah namun buta kebenaran. Ia tidak bisa membedakan mana kamar isteri dan kamar pembantu. Mana uang saya dan mana uang negara. Mana yang halal dan haram. Orang semacam ini layak dijuluki 'munafik'. Hidupnya selalu menjadi batu sandungan bagi orang lain. Biasanya kaum 'munak' itu yang sering mencoreng nama agama. Ritual yang tidak disertai ketulusan hati akan meciptakan kekerasan hati dan membuat tumpul hati nurani.
Datanglah ke bait-Nya dengan hati bersyukur. Masuklah ke dalam pelatarannya dengan pujian. Dan berusahalah beribadah dengan rasa cukup, rasa syukur dan ketulusan hati. Mereka yang mencari Tuhan dengan ketulusan akan dianugerahi kebaikan dan kebahagiaan.
"Masuklah melalui pintu gerbang-Nya dengan nyanyian syukur, ke dalam pelataran-Nya dengan puji-pujian, bersyukurlah kepada-Nya dan pujilah nama-Nya! Sebab TUHAN itu baik, kasih setia-Nya untuk selama-lamanya, dan kesetiaan-Nya tetap turun-temurun."
Sumber : Pdt Paulus Wiratno (diedit seperlunya tanpa mengurangi atau menambah maksud penulisan, oleh Daniel Tanamal - Jawaban.com)
Halaman :
1